Senin, 29 April 2013

Suara Mahasiswa Suara Duit ! Siapa Yang Mau Beli ?




           Suara mahasiswa suara duit, siapa yang mau beli? Itulah cerminan kondisi mahasiswa (sebagian) saat ini yang lebih didominasi leh para aktivis. Hal ini tentunya memberikan catatan merah bagi dunia pergerakan mahasiswa. Mengapa demikian? ada apakah gerangan? Pertanyaan itulah yang senantiasa muncul dalam hati untuk menguak kondisi yang memprihatinkan saat ini.

            Mahasiswa sebagai kaum intelek dan agent of social control  yang memiliki posisi middle dalam struktur politik haruslah senantiasa bersikap hanif  (condong kepada kebenaran) dalam setiap langkah kakinya. Namun hal ini berbanding terbalik dengan kondisi saat ini. Suara mahasiswa yang katanya suara rakyat dan selalu memperjuangkan kaum mustadh’afin (masyarakat tertindas) hanyalah bualan saja. Jargon itu menjadi kadan-kadang saja. Kadang-kadang memperjuangkan kaum mustadh’afin jika ada duitnya, memperjuangkan kebenaran dan melawan kedzaliman juga kadang-kadang  jika ada duitnya. 
          Arah perjuangan mahasiswapun semakin suram, karena perjuangan yang seharusnya murni untuk kebenaran sekarang disetir oleh mereka yang berduit. Sehingga hal ini membuat masyarakat sudah tak begitu percaya lagi dengan gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa, karena opini yang terbangun adalah gerakan dan suara teriakan lantang mahasiswa hanya berorientasi pada duit,duit dan duit. Seperti tokoh pewayangan adalah Doso Muko. Tokoh yang bisa berubah wajahnya hanya untuk mengelabuhi lawannya.

            Sungguh ironis sekali bagaimana dunia pergerakan mahasiswa saat ini.  Tentunya ini menjadi koreksi bagi kita bersama untuk bersama-sama membangun citra itu kembali. Citra sebagai pejuang bangsa, pejuang kaum Mustadh’afin tanpa duit, tanpa desakan dari siapapun  (penguasa, senior atau siapapun itu namanya), tapi desakan dari hati nuarani,  jiwa dan agama untuk bersama-sama menegakan kebenaran.

            Bersama kami, HMI Komisariat Syariah Walisongo Semarang, hal itu kita lakukan sekaligus menjadi program terbesar. Bagaimana kita mampu membina seorang mahasiswa menjadi mahasiswa yang merdeka dan sadar dengan kemerdekaan itu. Sehingga dalam melangkah untuk berjuang senantiasa berdasarkan kata hati nurani yang benar. Bukan kata mereka atau orang lain yang benar, serta intervensi dari siapapun akan mental.

            Perjungan kami bukanlah perjuangan karena duit dan bukan karena jabatan. Akan tetapi murni untuk kebenaran serta untuk kaum mustadh’afin. Banyak hal yang kami rancang dan sebagiyan telah kami lakukan untuk berperan secara aktif dalam membangun kembali citra dimasyarakat akan kebusukan mahasiswa.



Hidup Mahasiswa !!! Berantas Perbudakan Mahasiswa Atas Duit !!!

“Tuhan menghidupkan kita dalam kondisi carut-marut saat ini bukan karena dia ingin menjadikan kita aktor antagonis dalam carut marut ini, akan tetapi tuhan percaya pada kita bahwa kitalah pemimpin  yang mampu menyelesaikan carut-marut saat ini” (NK)
Nur Kholis, Ketua Umum HMI Kom. Syariah IAIN Walisongo Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar