IST
Persaingan politik dalam pemilu di Aceh memang berbeda
dengan daerah lain. Kehadiran partai lokal Aceh menjadi ciri khas
hajatan politik di provinsi paling barat tersebut. Bisa dikatakan ada
dua medan persaingan politik di Serambi Mekah.
Satu medan
diperuntukkan bagi partai peserta pemilu tingkat nasional. Medan politik
ini memperebutkan tiket parlemen pusat. Satu medan lainnya adalah ajang
kontestasi antara partai lokal dan partai nasional, memperebutkan jatah
kursi di parlemen provinsi, kabupaten, dan kota yang ada di daerah
istimewa tersebut. Untuk level parlemen lokal, partai lokal seperti
Partai Aceh, pada Pemilu 2009, tampil mengejutkan.
Partai itu
berhasil menggusur dominasi partai-partai nasional. Pun dalam hajatan
pemilihan kepala daerah (pilkada), Partai Aceh didgjaya, dua kali tampil
sebagai jawara. Pertama, saat mengusung Irwandi Yusuf- Muhammad Nazar,
dan kedua ketika menyorong duet Zaini Abdullah-Muzzakir Manaf. Menurut
pengamat politik dari Universitas Indonesia, Miftah M Sabri, pengaruh
politik dari figur eks combatan cukup kuat di Serambi Mekah.
Hasil
Pemilu 2009 dan dua pilkada adalah buktinya. Karena itu, siapa partai
nasional yang bisa menjalin semacam "koalisi" dengan partai lokal,
kansnya untuk menangguk sukses dalam memperebutkan tiket Senayan cukup
besar.
Pertarungan di Aceh, bagi partai nasional, tak hanya
berhadapan dengan sesama partai nasional. Untuk level lokal, partai
nasional mesti berjibaku, selain antarpartai nasional, berkompetisi
dengan partai lokal. Untuk persaingan menuju Senayan pun, dukungan dari
partai lokal cukup membantu meski mereka tak bersaing merebut tiket
parlemen pusat. Bisa dikatakan, laga politik di Aceh adalah pertarungan
di dua medan.
Di Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh I, yang
membentang dari Kabupaten Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Aceh
Jaya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Gayo Luwes, Nagan Raya,
Pidie, Pidie Jaya, Simeulue, Kota Banda Aceh, Kota Sabang, dan Kota
Subulussalam, Demokrat pernah berjaya. Pada Pemilu 2009, Demokrat
merasakan masa keemasan politiknya, sukses merebut tiga kursi dari tujuh
kursi yang diperebutkan.
Tiga kursi DPR dari Dapil Aceh I
berhasil diduduki kader Demokrat, yaitu M Ali Yacob, Nova Iriansyah, dan
Teuku Riefky Harsa. Empat partai lainnya, Golkar, Partai Keadilan
Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), berbagi satu kursi. Muhammad Nasir Djamil menjadi
satu-satunya kader PKS yang sukses melenggang ke Senayan.
Sementara
dari PAN, yang sukses menyabet tiket Senayan adalah Said Mustafa Usab.
Sedangkan Golkar mendapat tiket Senayan, lewat tangan Sayed Fuad
Zakaria. Satu tiket terakhir digenggam oleh Tgk. Mohd. Faisal Amin dari
PPP. Perbanyak Kursi Partai peraih tiket 2009, pada hajatan kali ini,
tak mau berjudi nasib. Mereka kembali menyorong petahana Senayan untuk
bertarung di dapil sama.
Harapannya, tradisi kursi tetap terjaga
dan peluang memperbanyak tiket bisa diharapkan dari lapis dua dan tiga
calon legislator yang didaftarkannya. Demokrat, misalnya, tetap
menjagokan muka lama. Teuku Riefky Harsya kembali bertengger di daftar
calon legislator pada nomor urut satu. Nomor urut dua juga ditempati
petahana Senayan, Nova Iriansyah. Dan nomor urut tiga diisi oleh
Nursanti Adnan.
Sementara untuk menempati nomor urut empat,
Demokrat menyodorkan petahana Senayan 2009, M Ali Yacob. Strategi serupa
diterapkan PKS. Pemegang tiket Senayan, M Nasir Djamil, dimajukan untuk
menjaga tradisi kursi PKS di Dapil Aceh I. Nasir ada di nomor paling
favorit, nomor satu. Nomor dua partai kader ditempati Mohammad Ihsan.
Sementara pada nomor urut tiga, didaftarkan politisi perempuan, Kurnia
Rahmayanti. Golkar pun tak mau kalah.
Di dapil ini, nama Sayed
Fuad Zakaria kembali bertengger di daftar caleg beringin. Sayed adalah
petahana Senayan yang diplot pada nomor urut satu. Untuk nomor duanya,
Golkar mendaftarkan Andi Harianto Sinulingga. Dan, pada nomor urut tiga,
dipasang nama Asrida. Mengandalkan muka lama juga dilakukan PAN. Sayed
Mustafa Usab Al Idroes, peraih tiket Senayan pada Pemilu 2009, kembali
didaftarkan. Bahkan Sayed langsung diplot pada nomor urut satu.
Untuk
nomor duanya dipasang Anwar Ahmad. Di nomor urut berikutnya, PAN
mencalonkan Mariani Haroen. PPP juga melakukan hal serupa, tetap
mengandalkan petahana Senayannya. Peraih tiket Senayan satu-satunya dari
PPP, Tgk H Mohd Faisal Amin, kembali maju gelanggang. Faisal dipasang
sebagai vote getter partai berlambang Ka’bah. Partai pendatang baru,
Nasdem, memasang Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia,
Bachtiar Aly, menjadi andalan.
Bachtiar yang berdarah Aceh
diharapkan bisa menjadi pencipta sejarah bagi Nasdem di Serambi Mekah,
mampu menggondol tiket Senayan. Untuk melapis Bachtiar, Nasdem memasang
politisinya yang juga berdarah Aceh, Teuku Pribadi, pada nomor urut dua.
Di urutan bawahnya, Nasdem mencalonkan jurnalis senior Metro TV, Desi
Fitriani. ags/P-3
Readmore »» Pertarungan Keras Merebut Suara di Dapil Aceh I