Pengurus HMI

Kami akademisi muda mencita-citakan kemajuan,kesejahtraan,dan keadilan terwujud di Tanah Air Indonesia tercinta. YAKin Usaha SAmpai.

Kader HMI

Kader HMI anti Korupsi, Nepotisme, dan Kolusi.

Logo HMI

HMI merupakan Organisasi Kemahasiswaan, Organisasi Pengkaderan dan Perjuangan yang didirikan pada 5 Februari 1947 M / 14 Rabiul Awal 1366 H. Dengan tujuan Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata'ala.

Sebagian besar Tokoh berpengaruh di Indonesia berlatar HMI

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 04 November 2013

Ancaman



Seorang teman bercerita, bahwa tetangganya yang menjadi saksi sebuah kasus pembunuhan diancam oleh oknum yang tak jelas identitasnya. Pengancam minta agar sang saksi memberikan pernyataan palsu di depan pengadilan. Akhirnya, karena ancaman dan teror yang bikin resah keluarganya sang saksi pun memenuhi tuntutan pengancam.
Readmore »»   Ancaman

Mengungkap Makna Cinta Dengan Fiksi


SETIAP orang pernah jatuh cinta dan mengharapkan rasa cinta itu bisa terwujud atau disambut baik oleh pujaan hatinya. Cinta adalah urusan hati, tak bisa di nilai dengan akal. Rasa cinta itu datang secara tiba-tiba, menembus segala ukuran kemanusian; jabatan, jenis kelamin, kedudukan, harta, tampan, cantik, dan lain sebagainya tidak akan mampu membendung lahirnya rasa cinta.
Sehingga bisa saja seorang perempuan kaya, cantik, baik, punya jabatan tinggi, dan dari nasab yang baik jatuh cinta pada pemuda miskin, jelek, jahat, dan tak jelas nasabnya. Bisa di baca di buku ini dalam cerpen dengan judul “Warna” dikisahkan ada seorang laki-laki kaya, pemilik sebuah perusahaan terkenal jatuh cinta pada gadis miskin penjual bunga, dan bahkan gadis tersebut buta warna. Perkenalan dan rasa cinta mereka tumbuh sejak pandangan pertama di toko bunga milik gadis tersebut.  (hal. 150)
Jika dipikir, kenapa laki-laki tersebut harus jatuh cinta pada gadis miskin, dan buta warna. Padahal dengan kekayaan dan kedudukan yang dimilikinya, ia bisa mendapatkan  perempuan yang  kaya, terhormat, dan jauh lebih cantik dari pada gadis penjual bunga tersebut. 
Karena cinta urusan hati tiap individu, maka kadang rasa cinta itu bertepuk sebelah tangan. Orang yang kita cintai, belum tentu akan mencintai kita. Dan begitu sebaliknya, orang yang mencintai kita belum tentu akan kita cintai. Pada cerpen dengan judul, “Tongseng” diceritakan ada sepasang suami istri. Dimana istri sangat mencintai suaminya.
Segala sesuatu rela ia lakukan untuk bisa membuat suaminya bahagia. Tetapi berbeda dengan sang suami, ia tidak cinta sama sekali dengan istrinya. Ia menikahinya karena faktor kekayaan, karena kebetulan istrinya punya harta melimpah. Sampai suatu saat,  istri mendapati orang yang sangat dicintainya tersebut bercumbu mesra dengan wanita lain. (hal. 3)
Rasa cinta juga bisa memudar dan hilang sama sekali. Orang yang saat ini dicintai, bisa jadi akan dibenci di masa yang akan datang. Dan begitu pula orang yang saat ini dibenci, bisa jadi akan menjadi orang yang dicintai nanti. Seperti dalam cerpen dengan judul “Penyesalan”, diceritakan bahwa ada sepasang kekasih yang saling mencintai.
Cinta mereka tulus, berbeda agama tidak membuat mereka surut mewujudkan rasa itu. Bahkan Rosa begitu nama perempuan yang menjadi tokoh utama dalam cerpen ini menentang orang tuanya yang tidak merestui hubungan mereka. 
Rosa kawin lari, dan memutuskan hubungan komunikasi dengan orang tuanya. Untuk beberapa waktu ia hidup bahagia dengan suaminya, meskipun mereka berbeda keyakinan. Sampai peristiwa, suaminya di temukan tewas di sebuah hotel dengan perempuan selingkuhannya. Ternyata pengorbanan dirinya selama ini juga tak membuat sang suami setia padanya. ( hal. 84)
Semua cerpen dalam buku ini yang berjumlah 25 kisah seperti terbaca di judul “25 Kisah Cinta Paling Mengharukan” menghadirkan dua sisi dari cinta, bahwa cinta disamping mendatangkan bahagia, suka, senang, kesetian, dan pengorbanan  juga diikuti oleh sengsara, duka, benci, dan pengkhianatan.
Selain itu, buku ini menggunakan sudut pandang perempuan tentang cinta. Sehingga yang menjadi tokoh utama dalam setiap cerpen adalah perempuan. Nuansa feminis tersebut sudah terlihat jelas di cover dan setiap halaman buku yang menggunakan warna merah jambu agak pudar, kemudian ada gambar dua hati, dan sebuah pita bermotif  bunga.  
Alasannya, karena penghayatan cinta oleh perempuan berbeda dari laki-laki. Rasa cinta yang dirasakan perempuan tidak bisa dibagi-bagi, berbeda dengan laki-laki yang dalam satu waktu bisa membagi cintanya kepada banyak perempuan.
Perempuan juga merupakan makluk yang paling mudah meneteskan air mata karena cinta, serta peran biologis dan sosialnya sebagai seorang ibu dan istri yang akan mengasuh anak dan suami. Semua itu membuat penghayatan cinta perempuan jauh lebih mendalam dari pada laki-laki.
Buku kumpulan cerpen ini merupakan kisah nyata hasil dari lomba cerita pendek yang digelar untuk mengumpulkan kisah-kisah yang tercecer di belahan Nusantara. Ditulis oleh penulis-penulis muda yang begitu hebat, tegar, penuh inspirasi, dan mau membagi kisahnya.
Teuku Saifullah, pustakawan IAIN Walisongo Semarang (medan bisnis)
Judul buku      : 25 Kisah Cinta Paling Mengharukan
Penulis            : Teguh Affandi, Ria Novayani, Dyani T. Wardhyni, dkk.
Penerbit           : PT. Tangga Pustaka
Tahun              : Pertama, 2013
Tebal               : 259 halaman
Harga              : Rp 28.000,


Readmore »»   Mengungkap Makna Cinta Dengan Fiksi

Dramatisasi Intoleransi Beragama



Munculnya pernyataan oleh banyak kalangan bahwa intoleransi masih tinggi di Indonesia adalah benar adanya. Fakta-fakta ketegangan antar umat beragama memang masih terjadi di beberapa tempat, khususnya Indonesia bagian timur, seperti di Sulawesi, Ambon, dan daerah lainnya. Terlepas dari campur tangan politik, intoleransi antar umat beragama tersebut merupakan penyakit nasionalisme dan kebangsaan yang harus segera diatasi oleh masyarakat dan pemerintah.
Readmore »»   Dramatisasi Intoleransi Beragama