Banyak tokoh yang konsen tentang masalah pendidikan
di negeri ini. Salah satu diantaranya adalah HAR Tilaar. Untuk menghormatinya,
beberapa tokoh yang bersimpati padanya menulis artikel dalam rangka ulang tahun
dasawindunya. Mereka mengupas situasi pendidikan yang saat ini belum menemukan
titik arah yang jelas.
Ada 26 artikel dalam buku ini dimana tulisan-tulisan
tersebut dibagi dalam dua kelompok, yaitu tentang hidup dan pemikiran Tilaar yang
banyak didedikasikan untuk pendidikan dan persoalan-persoalan pendidikan yang
ditelaah dari berbagai perspektif.
Ada beberapa penulis yang berpandangan
negatif tentang arah pendidikan nasional. Bagi mereka pendidikan di negeri ini
tak akan mungkin bisa bergerak ke arah yang lebih baik, karena arah pendidikan
nasional dibentuk oleh kepentingan politik bukan kepentingan dunia pendidikan. Di sisi lain ada juga pandangan yang optimistis tentang masa depan
pendidikan Indonesia. Mereka
mengkritik dan memberikan solusi yang kuntruktif.
Untuk bagian perjalanan hidup dan
pemikiran Tilaar. Darmaningtyas satu-satunya penulis dalam buku ini yang
memberi data yang paling lengkap, sebagai hasil diskusi dirinya dengan Tilaar dan
pembacaan terhadap buku Tilaar yang ditulis sekitar tahun 1970-an. Bagi Damaningtyas
ada perbedaan arah pemikiran pada diri Tilaar, yang dimulai dari konservatif,
kontruktif dan kemudian menjadi kritis. (Hal. 38)
Semua pola pemikiran kritisnya itu
sebagai hasil pembelajaran Tilaar dari buku-buku yang ditulis oleh tokoh
pendidikan kritis, seperti Paulo Freire, Henry Giroux, Everett Reimer, Ki
Hadjar Dewantara, dan YB Mangunwijaya. Hal itu dapat diketahui dari banyaknya kutipan-kutipan
Tilaar yang diambil dari tokoh-tokoh tersebut.
Dalam pandangan Tilaar pendidikan itu bukan
hanya persoalan menejerial tetapi harus menyentuh hal yang paling mendasar. Ia
memandang pendidikan itu adalah hak asasi yang mutlak harus diperoleh manusia.
Menurut Tilaar, Indonesia sudah punya landasan yang kuat dan jelas untuk
penentuan arah pendidikan yaitu yang terkandung dalam amanat UUD 1945, yakni
negara bertanggung jawa untuk mencerdaskan bangsa. (Hal. 38-58)
Tilaar juga melihat pendidikan sebagai
objek yang multiperspektif. Gambaran tersebut dapat dibaca dari tulisan-tulisan
penulis lain. Seperti, Riant Nugroho yang mengulas sisi pendidikan entreprenership
yang jarang dibahas orang. Azyumadi Azra yang menyoroti sisi pendidikan
multikultural yang sering di singgung Tilaar.
Hasil pemikiran kritis Tilaar bisa
dianggap sebagai bentuk kepeduliannya untuk memajukan dan memberi arah yang
benar pada pendidikan nasional. Tilaar bisa menjadi contoh yang harus ditiru
oleh para pendidik untuk menuangkan ide kreatif dan kritik yang membangun untuk
kemajuan pendidikan. Pendidikan nasional tak akan berubah menjadi lebih baik
jika para pendidik dan cendikia hanya berdiam diri dan pasrah dengan keadaaan. (T. Saifullah, kader HMI Komisariat Syariah IAIN
Walisongo Semarang)
Judul buku :10 Windu HAR Tilaar Pendidikan
Nasional: Arah Kemana?
Penyunting : Sutjipto
Penerbit : KOMPAS
Tahun : Pertama, 2012
Tebal : 318 Halaman
Harga : Rp 57.000
ISBN : 978-979-709-654-0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar