Sabtu, 20 April 2013

Mengubah Keterpurukan Menjadi Peluang


Kisah dalam buku ini menceritakan tentang Mike Maloney, seorang manajer sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan teknologi. Perusahaan yang Mike pimpin sedang mengalami masa kritis. Perusahaannya mulai menuju keambrukan. Para karyawan tampak kurang bersemangat, tidak berkonsentrasi, dan lesu. Bahkan, ada beberapa pegawai penting yang sudah mengajukan surat pengunduran diri.

Pada kondisi yang sedang mencemaskan itu, Mike bertemu kawan lamannya, Joe, seorang tentara "ranger." Kondisi yang sedang dialaminya itu membuatnya berkeluh kesah pada Joe. Di luar dugaan, Joe malah berkomentar bahwa kondisi perusahaan Mike itu sedang berada di jalan kejayaan.

Joe menjelaskan bahwa orang, perusahaan, dan negara ketika melalui masa-masa sulit menuntut mereka untuk menghadapi fakta-fakta baru yang berat, membuang solusi-solusi yang di masa lalu berhasil. Akhirnya membangun ulang diri sendiri.

Perusahaan yang sedang mengalami masa-masa sulit tak ubahnya seperti keadaan benda yang sedang terjatuh dari ketinggian. Bisa jadi benda itu akan remuk, hancur, atau memantul lebih tinggi dari tempat dijatuhkan. Jatuhkan hiasan pohon natal dan dia akan hancur berantakan. Jatuhkan sebutir jeruk dan akan remuk.

Jatuhkan sebuah bola keras yang terbuat dari karet dan bola itu akan memantul balik. Maka yang perlu dilakukan adalah menjadikan keterpurukan dan masa-masa sulit itu seperti sebuah bola karet yang akan memantul kembali, bahkan lebih tinggi.

"Hanya kau yang memutuskan apakah akan menempuh jalan itu atau tidak. Itu akan bergantung pada kau akan belajar memantul. Bagaimanapun kau tidak akan menyia-nyiakan kejatuhan dari ketinggian yang sangat bagus," kata Joe kepada Mike.

Mike tercenung mendengar ucapan Joe. Dia kembali bersemangat untuk membuat perusahaannya bangkit dari keterpurukan. Tentunya setiap langkahnya selalu dikonsultasikan dengan kawan tentaranya itu. Beberapa bulan kemudian perusahaan Mike kembali menguasai pasar. Mereka memperoleh untung yang besar, sedangkan Joe telah kembali bertugas menjalankan misi militernya di Afghanistan.

Kisah Mike dan tim perusahaannya ini menggarisbawahi tiga prinsip utama yang menentukan kualitas daya pantul pribadi seseorang atau sebuah organisasi- entah itu organisasi bisnis, nirbala, atau badan pemerintah.

Pertama, menerima kondisi memantul. Pemimpin terutama, perlu menerima kondisi memantul dan perlu berfokus membangun daya pantul dalam organisasi mereka. Kehidupan adalah soal adaptasi, yaitu disintegrasi dan reintegrasi berulang-ulang di tengah perubahan.

Ini bukanlah soal kapan Anda dan perusahaan akan berubah. Permasalahannya, kapan Anda dan perusahaan perlu berubah. Apakah dalam kondisi terpuruk, krisis, dan mengalami kejatuhan Anda dan perusahaan akan berposisikan seperti telur, jeruk, atau bola karet yang jatuh dari ketinggian.

Kedua, mengelola kegelisahan. Ketika kondisi perusahaan sedang terpuruk, para staf, karyawan, dan pengelola sering kali gelisah. Ini menyebabkan mereka kurang bersemangat dan putus asa. Dalam kondisi ini pemimpin perlu mempelajari cara (1) menyerap dan membendung kegelisahan ketika terlalu tinggi dan (2) menguasai seni mengubah satu jenis kegelisahan menjadi kegelisahan lainnya.

Mungkin ini tampak aneh kenapa setelah kita berhasil menghilangkan kegelisahan, kemudian harus menciptakan kegelisahan lain. Tetapi, sebenarnya dua kegelisahan itu berbeda efeknya. Pada kegelisahan 1 (ketakutan orang terhadap apa yang akan terjadi pada mereka karena perubahan yang mengguncang) menjadi kegelisahan 2 ( ketakutan orang terhadap apa yang bakal terjadi kalau tidak beradaptasi dengan perubahan). Itulah hakikat yang dilakukan Mike dalam cerita ini, saat dia menyarankan pilihan-pilihan pada bawahannya.

Ketiga, menemukan akar permasalahan. Ketika Mike dan tim mengidentifikasi sebab kemunduran perusahaan, mereka menemukan bahwa selama ini ada beberapa kekurangan. Di antaranya, pengelolaan uang yang tidak rapi, produksi tak ikuti keinginan pasar, dan kurang beriklan. Mike dan tim fokus mengatasi tiga hal ini. Hasilnya, mereka mampu membalikkan keadaan keterpurukan menjadi peluang dan prestasi.

Begitulah kira-kira isi buku ini dan tentunya masih banyak hal lainnya yang akan pembaca temukan terkait soal bisnis yang dikemas dalam kisah kreatif dan menarik. Beberapa di antaranya terkait soal pengelolan uang, menjaga mental karyawan, dan cara bernegosiasi dengan klien.

Diresensi Teuku Saifullah, kader HMI Kom. Syariah IAIN Walisongo Semarang. pernah di muat di koran Jakarta http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/87491

Judul buku : Bounce
Penulis : Keith McFarland
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : Cetakan I, 2012
Tebal : 174 halaman
Harga : Rp38.250

Tidak ada komentar:

Posting Komentar