Kata sahibul hikayat, kelelawar itu dulu juga
berpolitik, namanya politik kelelawar. Kata yang punya cerita, syahdan pada
suatu ketika, ada perlombaan adu cepat antara dua kelompok binatang. Yang satu
kelompok binatang udara dan yang lain kelompok binatang darat.
Kedua kelompok itu bertanding untuk mencapai garis
finish. Siapa yang lebih dulu mencapai garis akhir, dialah yang menjadi sang
juara. Ketika semua binantang telah memilih kelompoknya masing-masing sesuai
dengan jati dirinya, ada seekor binatang yang menyendiri. Ia tidak mau
bergabung ke salah satu pihak. Ia adalah kelelawar, ia bersikap menunggu.
Setelah perlombaan berjalan beberapa saat,
kelompok binatang udara mulai meninggalkan kelompok binatang darat. Maklum mereka
punya sayap dan dapat terbang dengan cepat. Melihat para burung sudah mulai
memperoleh kemenangan, kelelawar dengan sigap bergabung dengan kelompok burung.
Kelompok binatang udara pun kaget. Mereka bertanya,
mengapa si kelelawar tiba-tiba bergabung dengan mereka. Si kelelawar menjawab”
tidakkah kalian melihat bahwa aku mempunyai sayap seperti kalian, lihat lah aku
bisa terbang”. Para burung pun mengiyakan.
Namun tidak lama kemudian, kelompok binatang darat
berlari mati-matian mengejar kemenangan. Mereka berhasil mendahului kelompok
binatang udara. Ada tanda-tanda kemenangan akan diperoleh oleh binatang darat,
si kelelawar lansung bergabung dengan binatang darat.
Kubu binatang darat gembar dengan sikap si kelelawar yang plin plan itu. Mereka menuduh
si kelelawar se ekor binatang munafik. Si kelelawar menjawab dengan enteng
pernyataan para binatang darat “ tidakkah kalian lihat bentuk moncongku ini
seperti moncong tikus. Saya ini binatang darat”.
Binatang darat cukup puas mendengar pernyataan
kelelawar. Namun di luar dugaan, para burung berusaha mati-matian mempercepat
terbang dan akhirnya kelompok burung berhasil meraih kemenangan pertandingan
antar binatang itu. Melihat hal itu, kelelawar segera keluar dari kelompok binatang
darat dan terbang ke kelompok binatang udara yang baru saja memperoleh kemenangan.
“Hai kawan-kawan jangan lupakan aku “kelelawar” aku ini dari golongan kalian”
kata kelelawar.
Akan tetapi sekali ini seluruh binatang udara dan
darat marah besar pada kelelawar. Ia dituduh hipokrite. Ia akan dicincang ramai-ramai. Si kelelawar pun lari
ke kelompok binatang yang kalah untuk berlindung. Sama saja binatang darat juga
naik pitam melihat kelakuannya. Maka ketika itu kelelawar lansung terbang meninggalkan
kedua kelompok binatang itu. Ia malu besar. Akhirnya ia hanya berani keluar di
waktu malam hari saja. Sejak itu pula kelelawar mulai memilih tempat-tempat
gelap untuk tempat tinggalnya. (Redaksi blog HMI)
yuk main sabung ayam
BalasHapusyuk main agen sabung ayam
yuk main judi sabung ayam online
yuk main bolavita
yuk main asianbookie
Terpercaya bolavita..
Teraman..
Terbaik..
Terlengkap..
Sini Boss Tempat nya .. !
Perlayanan Cepat Dan Ramah
Support Semua Bank Indonesia
http://agenpialadunia2018-blog.logdown.com/posts/7809244-pasaran-asianbookie-bolavita