Rabu, 05 Juni 2013

Hikayat Politik Kelelawar



Kata sahibul hikayat, kelelawar itu dulu juga berpolitik, namanya politik kelelawar. Kata yang punya cerita, syahdan pada suatu ketika, ada perlombaan adu cepat antara dua kelompok binatang. Yang satu kelompok binatang udara dan yang lain kelompok binatang darat.

Kedua kelompok itu bertanding untuk mencapai garis finish. Siapa yang lebih dulu mencapai garis akhir, dialah yang menjadi sang juara. Ketika semua binantang telah memilih kelompoknya masing-masing sesuai dengan jati dirinya, ada seekor binatang yang menyendiri. Ia tidak mau bergabung ke salah satu pihak. Ia adalah kelelawar, ia bersikap menunggu.

Setelah perlombaan berjalan beberapa saat, kelompok binatang udara mulai meninggalkan kelompok binatang darat. Maklum mereka punya sayap dan dapat terbang dengan cepat. Melihat para burung sudah mulai memperoleh kemenangan, kelelawar dengan sigap bergabung dengan kelompok burung.

Kelompok binatang udara pun kaget. Mereka bertanya, mengapa si kelelawar tiba-tiba bergabung dengan mereka. Si kelelawar menjawab” tidakkah kalian melihat bahwa aku mempunyai sayap seperti kalian, lihat lah aku bisa terbang”. Para burung pun mengiyakan.

Namun tidak lama kemudian, kelompok binatang darat berlari mati-matian mengejar kemenangan. Mereka berhasil mendahului kelompok binatang udara. Ada tanda-tanda kemenangan akan diperoleh oleh binatang darat, si kelelawar lansung bergabung dengan binatang darat.

Kubu binatang darat gembar dengan sikap  si kelelawar yang plin plan itu. Mereka menuduh si kelelawar se ekor binatang munafik. Si kelelawar menjawab dengan enteng pernyataan para binatang darat “ tidakkah kalian lihat bentuk moncongku ini seperti moncong tikus. Saya ini binatang darat”.

Binatang darat cukup puas mendengar pernyataan kelelawar. Namun di luar dugaan, para burung berusaha mati-matian mempercepat terbang dan akhirnya kelompok burung berhasil meraih kemenangan pertandingan antar binatang itu. Melihat hal itu, kelelawar segera keluar dari kelompok binatang darat dan terbang ke kelompok binatang udara yang baru saja memperoleh kemenangan. “Hai kawan-kawan jangan lupakan aku “kelelawar” aku ini dari golongan kalian” kata kelelawar.

Akan tetapi sekali ini seluruh binatang udara dan darat marah besar pada kelelawar. Ia dituduh hipokrite. Ia akan  dicincang ramai-ramai. Si kelelawar pun lari ke kelompok binatang yang kalah untuk berlindung. Sama saja binatang darat juga naik pitam melihat kelakuannya. Maka ketika itu kelelawar lansung terbang meninggalkan kedua kelompok binatang itu. Ia malu besar. Akhirnya ia hanya berani keluar di waktu malam hari saja. Sejak itu pula kelelawar mulai memilih tempat-tempat gelap untuk tempat tinggalnya. (Redaksi blog HMI)




   




   


1 komentar:

  1. yuk main sabung ayam
    yuk main agen sabung ayam
    yuk main judi sabung ayam online
    yuk main bolavita
    yuk main asianbookie


    Terpercaya bolavita..
    Teraman..
    Terbaik..
    Terlengkap..
    Sini Boss Tempat nya .. !
    Perlayanan Cepat Dan Ramah
    Support Semua Bank Indonesia

    http://agenpialadunia2018-blog.logdown.com/posts/7809244-pasaran-asianbookie-bolavita

    BalasHapus