SETIAP orang pernah jatuh cinta dan mengharapkan rasa cinta itu
bisa terwujud atau disambut baik oleh pujaan hatinya. Cinta adalah urusan hati,
tak bisa di nilai dengan akal. Rasa cinta itu datang secara tiba-tiba, menembus
segala ukuran kemanusian; jabatan, jenis kelamin, kedudukan, harta, tampan,
cantik, dan lain sebagainya tidak akan mampu membendung lahirnya rasa cinta.
Sehingga bisa saja seorang perempuan kaya, cantik, baik, punya
jabatan tinggi, dan dari nasab yang baik jatuh cinta pada pemuda miskin, jelek,
jahat, dan tak jelas nasabnya. Bisa di baca di buku ini dalam cerpen dengan
judul “Warna” dikisahkan ada seorang laki-laki kaya, pemilik sebuah perusahaan
terkenal jatuh cinta pada gadis miskin penjual bunga, dan bahkan gadis tersebut
buta warna. Perkenalan dan rasa cinta mereka tumbuh sejak pandangan pertama di
toko bunga milik gadis tersebut. (hal.
150)
Jika dipikir, kenapa laki-laki tersebut harus jatuh cinta pada
gadis miskin, dan buta warna. Padahal dengan kekayaan dan kedudukan yang
dimilikinya, ia bisa mendapatkan
perempuan yang kaya, terhormat,
dan jauh lebih cantik dari pada gadis penjual bunga tersebut.
Karena cinta urusan hati tiap individu, maka kadang rasa cinta itu
bertepuk sebelah tangan. Orang yang kita cintai, belum tentu akan mencintai
kita. Dan begitu sebaliknya, orang yang mencintai kita belum tentu akan kita
cintai. Pada cerpen dengan judul, “Tongseng” diceritakan ada sepasang suami
istri. Dimana istri sangat mencintai suaminya.
Segala sesuatu rela ia lakukan untuk bisa membuat suaminya bahagia.
Tetapi berbeda dengan sang suami, ia tidak cinta sama sekali dengan istrinya. Ia
menikahinya karena faktor kekayaan, karena kebetulan istrinya punya harta
melimpah. Sampai suatu saat, istri
mendapati orang yang sangat dicintainya tersebut bercumbu mesra dengan wanita
lain. (hal. 3)
Rasa cinta juga bisa memudar dan hilang sama sekali. Orang yang
saat ini dicintai, bisa jadi akan dibenci di masa yang akan datang. Dan begitu
pula orang yang saat ini dibenci, bisa jadi akan menjadi orang yang dicintai
nanti. Seperti dalam cerpen dengan judul “Penyesalan”, diceritakan bahwa ada
sepasang kekasih yang saling mencintai.
Cinta mereka tulus, berbeda agama tidak membuat mereka surut
mewujudkan rasa itu. Bahkan Rosa begitu nama perempuan yang menjadi tokoh utama
dalam cerpen ini menentang orang tuanya yang tidak merestui hubungan
mereka.
Rosa kawin lari, dan memutuskan hubungan komunikasi dengan orang
tuanya. Untuk beberapa waktu ia hidup bahagia dengan suaminya, meskipun mereka
berbeda keyakinan. Sampai peristiwa, suaminya di temukan tewas di sebuah hotel
dengan perempuan selingkuhannya. Ternyata pengorbanan dirinya selama ini juga
tak membuat sang suami setia padanya. ( hal. 84)
Semua cerpen dalam buku ini yang berjumlah 25 kisah seperti terbaca
di judul “25 Kisah Cinta Paling Mengharukan” menghadirkan dua sisi dari cinta,
bahwa cinta disamping mendatangkan bahagia, suka, senang, kesetian, dan
pengorbanan juga diikuti oleh sengsara,
duka, benci, dan pengkhianatan.
Selain itu, buku ini menggunakan sudut pandang perempuan tentang
cinta. Sehingga yang menjadi tokoh utama dalam setiap cerpen adalah perempuan.
Nuansa feminis tersebut sudah terlihat jelas di cover dan setiap halaman buku
yang menggunakan warna merah jambu agak pudar, kemudian ada gambar dua hati,
dan sebuah pita bermotif bunga.
Alasannya, karena penghayatan cinta oleh perempuan berbeda dari
laki-laki. Rasa cinta yang dirasakan perempuan tidak bisa dibagi-bagi, berbeda
dengan laki-laki yang dalam satu waktu bisa membagi cintanya kepada banyak
perempuan.
Perempuan juga merupakan makluk yang paling mudah meneteskan air
mata karena cinta, serta peran biologis dan sosialnya sebagai seorang ibu dan
istri yang akan mengasuh anak dan suami. Semua itu membuat penghayatan cinta
perempuan jauh lebih mendalam dari pada laki-laki.
Buku kumpulan cerpen ini merupakan kisah nyata hasil dari lomba
cerita pendek yang digelar untuk mengumpulkan kisah-kisah yang tercecer di
belahan Nusantara. Ditulis oleh penulis-penulis muda yang begitu hebat, tegar,
penuh inspirasi, dan mau membagi kisahnya.
Teuku Saifullah, pustakawan IAIN Walisongo Semarang (medan bisnis)
Judul buku : 25 Kisah
Cinta Paling Mengharukan
Penulis : Teguh
Affandi, Ria Novayani, Dyani T. Wardhyni, dkk.
Penerbit : PT.
Tangga Pustaka
Tahun : Pertama,
2013
Tebal : 259
halaman
Harga : Rp
28.000,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar